Nilai Kearifan Lokal Ternate Hingga Kini Masih Eksis

redaksiindonesiatimur_redaksi | January 11, 2024 | 0 | Daerah , kegiatan daerah

KBRN, Ternate : Wilayah Maluku Utara umumnya dan Ternate khususnya, sejak berabad-abad lalu sudah terkenal dengan rempah-rempah terutama cengkih dan pala. Ternate menjadi rebutan bangsa-bangsa asing karena kekayaan alam berupa rempah-rempah yang melimpah. Kondisi geografis dan kekayaan alam yang dimiliki, dan letak pelabuhan yang strategis menjadikan Ternate sebagai bandar perdagangan rempah-rempah bagi bangsa-bangsa lain. Penelusuran sejarah membuktikan bahwa para pedagang yang berdatangan ke Ternate antara lain tidak hanya dari Jawa dan Melayu, tetapi juga dari Arab dan Cina. Sedangkan beberapa bangsa lain berlomba-lomba merebut dan menguasai Ternate dengan berbagai tujuan seperti monopoli hasil rempah-rempah dan menyebarkan agama.

Dengan persentuhan kebudayaan saat itu melalui misi perdagangan dan Agama, kebudayaan Ternate menjadi kaya akan tradisi-tradisi lisan maupun tulisan beriringan dengan aturan nilai moralitas yang kerap disebut oleh orang Ternate sebagai adat seatorang. Ternate dengan masyarakatnya yang beragam etnis dan budaya telah memiliki pengetahuan-pengetahuan lokal yang ada sejak dahulu. Representasi dari nilai kearifan lokal ini terdapat dalam corak ragam tradisi  masyarakat Ternate yang mewadahi pola pikir, sistem pengetahuan Pranata sosial, serta falsafah hidup yang dijadikan sebagai pedoman hidup masyarakat Ternate

Gunawan Radjim Kabid Adat Seatorang Dinas Kebudayaan Kota Ternate saat mengisi acara obrolan budaya mengatakan, sampai saat ini ada beberapa bentuk Kearifan lokal yang masih eksis dan terus di lakukan oleh mayarakat ternate, meskipun konflik Horisontal yang bernuansa agama pernah melanda Ternate dan Pulau-pulau sekitarnya tahun 1999 bukan menjadi sesuatu yang tidak berarti jika sejumlah tradisi kelisanan Ternate yang mengandung dimensi nilai kearifan lokal digali kembali sebagai alat perekat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. 

“Nilai kearifan lokal dapat mengekspresikan pengalaman keseharian dalam mengelola dan mengatasi berbagai persoalan hidup sehari-hari. Identifikasi kearifan lokal masyarakat Kota Ternate telah ditemukan dalam ranah-ranah pranata sosial, ekonomi, politik dan lingkungan. Pranata sosial mencakup pranata perkawinan, pranata kerjasama dan pola pengasuhan anak. Pranata ekonomi mencakup mata pencaharian, sistem produksi dan sistem distribusi. Pranata lingkungan mencakup sistem kepercayaan, sistem teknologi, sistem pengetahuan, pemanfaatan dan pengelolaan lingkungan fisik,” ujar Gunawan.

Lebih lanjut Gunawan Radjim mencontohkan, nilai kearifan yang terdapat dalam keluarga masyarakat Ternate mempunyai hubungan dengan aspek sosial kemasyarakatan atau gotong royong. Kekerabatan yang dibangun ini tidak hanya untuk keluarga yang berhubungan dengan garis keturunan, melainkan kerabat jauh atau keluarga yang tidak bertalian darah pun bisa mendapat tempat yang sama jika dianggap mempunyai hubungan baik bagi sesama warga. Tradisi menyangkut penghormatan antar keluarga ataupun tetangga dalam masyarakat Ternate sangat diagungkan. Salah satunya adalah ungkapan penghormatan dalam hal mengundang tetangga atau keluarga pada acara atau hajatan hajatan tertentu seperti dalam acara akad Nikah, pelaksanaan dina kematian atau Khataman Qur’an. Tradisi mengundang dalam adat Ternate ini disebut dengan istilah Gogoro atau Koro yang berarti mengundang.

Sumber : RRI.co.id

Related Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Recent Comments

    Archives

    Categories