Menyelisik Aktivitas Berkesenian Anak Muda Koloncucu di Ternate

redaksiindonesiatimur_redaksi | April 21, 2024 | 0 | Budaya

KBRN, Ternate: Kota Ternate, Maluku Utara memiliki salah satu kampung memberikan aktivitas positif di dunia kesenian. Seni musik, tarian hingga seniman kain tenun telah tumbuh dan melekat di lingkungan ini. Menjaga tradisinya di tengah pesatnya perkembangan zaman.

Kampung ini bernama Koloncucu berada di Kelurahan Toboleu, Kecamatan Ternate Utara, Kota Ternate yang dihuni anak-anak muda yang gandrung di dunia kesenian, Sabtu (13/4/2024).

Kepada rri.co.id, Zainuddin M. Arie, salah seorang seniman senior, pendiri Teater Anak Bangsa mengatakan nama kampung ini disandarkan pada asal orang-orang yang menempati tempat (kampong) ini dahulu. 

“Tempat ini merupakan ‘cucatu’ atau pemberian Sultan atas tanah untuk ditempati oleh orang-orang Kolensusu yang berasal dari Sulawesi Tenggara, yang datang ke Ternate pada abad ke-17”, kata Zainuddin, yang sudah beberapa tahun bermukim di Koloncucu.

“Sekarang ini Koloncucu tak hanya dihuni oleh migran Sulawesi Tenggara itu. Telah banyak pendatang lain menempati kampung ini,” 

“Kemudian melahirkan anak-anak muda yang kini berbeda dan beragam suku di sini. Sebagaimana anak-anak muda pada umumnya anak-anak muda Koloncucu pun memiliki kecenderungan, kesukaan, kegemaran bahkan talenta tertentu,”

Pada kenyataannya Kampung Koloncucu,  dihuni anak-anak muda ini memiliki kegandrungan  pada dunia kesenian selain olahraga. Hal ini terlihat pada beberapa kegiatan yang pernah dilakukan mereka.

Ssalah satunya kegiatan berkesenian bertajuk “Bakar Segitiga” pada 5 Februari 2024 lalu yang mementas karya-karya seni anak-anak muda Koloncucu. 

Zainuddin yang juga seorang Sastrawan Maluku Utara, menuturkan di kampung Koloncucu ini terdapat gejala kultural anak-anak muda yang gandrung pada dunia kesenian. 

“Baik itu seni musik, seni rupa, seni peran, seni sastra, tari bahkan arsitek dan film. Dan jumlahnya bukan hanya satu dua orang” ujarnya.

Mereka punya kapasitas cukup baik, di samping itu ada juga sejumlah pemuda lain yang turut serta dalam aktivitas seni mengikuti jejak para senior saat menggelar berbagai perhelatan kesenian,”

Ahmad Hi Hasan, Penyanyi/artis lagu-lagu daerah Maluku Utara yang pentas di acara bertajuk “Bakar Segitiga” pada 5 Februari 2024 (Dok.Ist)

Menurutnya, dengan aktivitas berkesenian anak-anak muda yang beragam ini, maka  bisa dikatakan, bahwa Koloncucu dihuni oleh para seniman yang tergolong anak muda. 

“Kemarin anak-anak muda di sini baru saja menyelenggarakan aktivitas kesenian di kampung ini. Selain itu ada pula kegiatan berkala juga di tahun-tahun sebelumnya yang didukung oleh anak-anak muda Koloncucu,” ucapnya.

Dijelaskan, bahwa pada event atau aktivitas berkesenian yang populer di kampung maupun yang diselenggarakan di Kota Ternate, selalu ada saja keterlibatan anak-anak muda Koloncucu.

“Pada kegiatan seperti Festival Legu Gam atau pesta rakyat itu ada saja anak-anak Koloncucu yang terlibat didalamnya,  bahkan saya juga terlibat. Artinya, anak-anak disini punya keterlibatan yang cukup sehingga punya aktivitas yang ikut menghidupkan kesenian,” katanya menegaskan.

Dia menambahkan sebagai warga Kota Ternate, kita patut bersyukur bahwa anak-anak muda Koloncucu menunjukkan aktivitas positif. Mereka memilih dunia seni sebagai lahan garap dan kreasi mereka di tengah maraknya pengaruh-pengaruh negatif menerjang anak-anak muda kini. 

“Paling tidak anak-anak muda Koloncucu memberi warna tertentu dalam sikap mereka di kampungnya,” ujarnya.

Anak-anak muda dan tokoh Koloncucu seperti Sunarti D Adjidji, seniman kain tenun tradisional (Rapidino), Sehat Lamasila, tokoh seniman kain tenun tradisional (Rapidino). Kemudian, Husni Hamisi, penyair, komunitas kenduri cinta TIM (APSAS) Apresiasi seni dan sastra Indonesia, Sutanzha, musisi dan Sanggar Akar Pisang.

Dan Fadriah Syuaib, seni visual (lukis dan instalasi seni), Ahmad Hi Hasan, penyanyi dan artis lagu daerah Maluku Utara, Ismit Suratman, pelaku seni budaya dan tarian daerah. Zandry Aldrian Tuhepaly, direktur penguatan jejaring Indonesia Creative Cities Network (ICCN), Mohd Iksan, seni pertunjukan komunitas Nomat, A. Dazur Tuhepaly, Pendiri komunitas North Moluccar Art Community (Nomat). 

Tidak hanya itu, ada juga Faisal R. Heuvelman, musisi dan pengurus sanggar kampung Lapas Kelas II B Ternate, Muhd. Fauzi Hauvelman, musisi (etnik, kontemporer dan eksperimental musik). 

Selanjutnya, Muhammad Sahab, pendiri komunitas Nomat, sastrawan, Muslim S.Patty, pemerhati dan penikmat seni budaya, penggerak komunitas Yanger Peron, Samsul Anwar Sangadji, penggiat seni budaya (Nomat) dan Hasbi Hamisi, pendiri atau pembina kampung Inggris Ternate, Maluku Utara.

Sementara itu, Muhammad Sahab, pendiri Komunitas Nomat yang juga pemuda Koloncucu ini mengatakan para seniman ini semuanya dari kampung Koloncucu. Bahkan tercatat masih banyak lagi kau muda bertalenta.

“Makanya Koloncucu yang sering di bilang Koloncucu Gipsy rata-rata seniman karena Gipsy sendiri artinya gabungan Insan pencinta seni,” ujarnya. 

Dia berharap adanya perhatian dari Pemerintah Kota Ternate, sebab keinginan besar untuk membuat Festival Kampung Koloncucu.

“Di mana kegiatan festival ini akan dibuat berkala dari lingkungan dan sudah dimulai sebelumnya. Puncaknya akan melibatkan seluruh seniman Koloncucu, pemerintah, tokoh masyarakat,” katanya.

Selain itu, lanjut kata Sahab bahwa akan dijadikan agenda tahunan untuk mengangkat dan memperkenalkan serta menjaga dan melestarikan potensi yang ada di Koloncucu.

“Tujuannya kita mendata sekaligus melakukan observasi potensi yang dimiliki orang Koloncucu,” ucapnya. (Sofyan Togubu)

Sumber : RRI.co.id

Related Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Recent Comments

    Archives

    Categories